Home » »

Nama : Abdil Aziz
Kelas : B Agroteknologi
Mata Kuliah : Pengelolaan Kesehatan Tanah

Judul : Pengaruh Interval Waktu Pemberian Air terhadap Produktivitas Tanaman Tomat Di Lahan kering Dataran Rendah pada Musim Kemarau

Jurnal : Jurnal Penelitian Pertanian Terapan
Volume & Halaman : Vol.10 (3): 207-212
Tahun : 2010
Penulis : Erie Maulana Sy. dan M. Idrus
Reviewer : Abdil Aziz
Tanggal : 25 Juni 2019

Latar Belakang :


Tomat tergolong sayuran prioritas utama untuk diusahakan. Selain yang dikonsumsi, tomat
juga digunakan sebagai bahan baku berbagai industri pengolahan. Tanaman tomat lebih banyak
diusahakan di dataran tinggi daripada di dataran rendah. Di pulau jawa, luas pertanaman tomat 34% di
dataran rendah dan 66% di dataran tinggi (Suryadi et al.., 2004)
Kendala utama dalam budidaya tomat di lahan kering di dataran rendah adalah kekurangan air
karena curah hujan yang rendah. Lahan yang kekurangan air akan menyebabkan aerasi dalam tanah
terganggu sehingga suplai oksigen dalam tanah tidak lancar, akibatnya pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi tertunda atau mengalami kekerdilan (Maskar. 2010). Menurut
Sumarjono (2003), masalah kekeringan dalam budidaya tanaman tomat menjadi faktor pembatas
produksi

Metode Penelitian :

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, pada bulan April
sampai November 2009. Luas lahan pengujian tanaman 500 m2
, dimaksudkan untuk analisis tekno￾ekonomi agar dapat diterapan di tingkat petani.
Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan perlakuan 4 interval waktu
pemberian air irigasi, yaitu 4, 6, 8, dan 10 hari. Jumlah tanaman sampel sebanyak 10% dari populasi
yang dipilih secara acak. Peubah yang diamati meliputi; tinggi tanaman, jumlah buah, produksi,
jumlah pemberian air irigasi, dan produktivitas air. Data yang diperoleh dianalisis ragamnya dan
perbedaan perlakuan diuji dengan BNT pada taraf nyata 5%.
Tahapan pelaksanaan penelitian; Pembibitan tanaman tomat varietas Mutiara menggunakan
polybag, setelah bibit berumur 1 bulan ditanam di lahan percobaan. Alat irigasi dipasang setelah
tanam, berjarak 7—10 cm dari batang tanaman dengan cara memasang emiter di dalam tanah sampai
batas leher botol plastik

Pembahasan :
Dari hasil analisis ragam yang dilakukan peneliti memperlihatkan bahwa perlakukan interval waktu pemberian air
irigasi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tomat tetapi berpengaruh nyata terhadap
jumlah buah terbentuk, produksi buah tiap tanaman, jumlah pemakaian air, dan produktivitas air
irigasi tanaman tomat.  dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tinggi tanaman tomat tidak dipengaruhi oleh kecukupan air yang diberikan. Keadaan ini diduga akibat dikendalikan oleh faktor genetik dari kultivar mutiara yang ditanam. Interval pemberian air 4 dan 6 hari sekali berpengaruh terhadap jumlah buah tanaman tomat
yang terbentuk lebih banyak dan berbeda nyata dibandingkan dengan pemberian air 8 dan 10 hari
sekali. Produksi buah setiap tanaman pada pemberian air 4, 6, dan 8 hari sekali masing-masing
sebesar 1,323 kg, 1,39 kg, dan 1,28 kg atau setara 30,81 ton, 28,33 ton, dan 28,4 ton setiap hektar. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin intensif pemberian air semakin banyak buah yang terbentuk dan
semakin tinggi produktivitas tanaman tomat.
selain itu dapat dilihat bahwa efektivitas pemakaian air oleh tanaman tomat terjadi
apabila air diberikan setiap 6 atau 8 hari sekali, walaupun lebih rendah dibandingkan dengan
pemberian air 4 hari sekali tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian air 10 hari
sekali. Dengan kata lain, pemakaian air oleh tanaman tomat yang paling efektif, jika air diberikan
setiap 8 hari sekali Dalam hal produktivitas air ternyata pemberian air irigasi 4 hari sekali hanya 0,052
kg.l -1
, lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan dengan pemberian air 6 hari, 8 hari, dan 10 hari
sekali. Produktivitas air pada tanaman tomat berkisar antara 0,077—0,095 kg.l -1
(77—95 kg m-3
air irigasi), jika diberikan 6 hari dan 8 hari sekali.
li Dalam hal produktivitas air ternyata pemberian air irigasi 4 hari sekali hanya 0,052
kg.l -1
, lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan dengan pemberian air 6 hari, 8 hari, dan 10 hari
sekali.

Kelebihan :
Hasil Penelitian yang dilakukan sangat jelas hasilnya dan juga Telah dipaparkan dengan gamblang bagaimana data yang diperoleh di lapangan yang didapat dapat diolah dan dijelaskan hasilnya. Pemberian perlakuan yang dilakukan juga telah memberikan hasil yang jelas dengan pemberian penyiraman air internal 8 hari sekali memberi keuntungan yang lebih ekonomis per unit air juga menghemat air irigasi.

kekurangan :
Mungkin peneliti juga bisa menggunakan varietas perbandingan selain hanya menggunakan kultivar tomat mutiara agar ada perbandingan kualitas hasil produksi yang diperoleh pada lahan kering dataran rendah dengan uji interval pemberian air.

Kesimpulan :

Interval waktu pemberian air 8 hari sekali pada tanaman tomat yang dibudidayakan di lahan
kering dataran rendah pada musim kemarau memberikan keuntungan lebih ekonomis per unit air dan
mampu menghemat air irigasi 47%. Produktivitas air pada interval waktu pemberian 8 hari sekali
untuk tanaman tomat 95 kg m-3 air irigasi. Produktivitas tanaman tomat kultivar Mutiara dengan
pemberian air 8 hari sekali di lahan kering dataran rendah pada musim kemarau mencapai 1,28
kg.tanaman-1 atau setara 28,33 ton.ha-1. Disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan penggunaan
irigasi tetes bawah permukaan untuk tanaman tomat dengan pemupukan Urea dan KCl pada berbagai
dosis melalui alat irigasi (air irigasi) dengan interval waktu pemeberian air 8 hari
sekali.

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 comments:

Posting Komentar